Wednesday, 26 July 2017

Mengapa Jumlah Wisman di Candi Borobudur Kalah Jauh dengan Angkor Wat?


JAKARTA - Direktur Pemasaran Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Ricky Siahaan menyebut faktor aksesibilitas menjadi alasan kalahnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Candi Borobudur dibandingkan Angkor Wat di Kamboja.
Menurutnya, Kamboja punya faktor aksesibilitas yang kuat untuk mendukung kunjungan wisatawan mancanegara ke Angkor Wat.
"Kita sesungguhnya tak bisa membandingkan apple to apple. Menuju Siem Reap (Angkor Wat) di Kamboja itu bisa masuk jalan darat. Indonesia khususnya Jakarta itu gak bisa melalui jalan darat. Jadi harus lewat udara," kata Ricky beberapa waktu lalu.
 
Siem Reap bisa dicapai melalui perbatasan antara Kamboja dan Thailand. Selain itu, wisatawan juga bisa mengakses Siem Reap langsung dari Bandara Don Mueang (Bangkok, Thailand) dan memakan waktu tempuh sekitar satu jam.
"Sementara ke Yogyakarta cuma ada Silk Air dan AirAsia. Kita bisa bayangkan berapa kapasitas penerbangan tersebut untuk membawa wisatawan mancanegara. Karena keterbatasan itu, mayoritas wisatawan mancanegara masuk lewat Bali dan Jakarta. yang masuk ke Yogyakarta.
 
Menurutnya, perbedaan aksesibilitas adalah hal yang mendasar antara Candi Borobudur dan Angkor Wat. Ia menilai banyaknya penerbangan ke Kamboja berperan dalam kemajuan pariwisata Kamboja.
"Kita harus memperhatikan 3A (Akses, Amenitas, dan Atraksi). Dari segi akses itu sangat sulit mengejar Angkor Wat. Kita bersyukur akan ada Bandara Internasional Yogyakarta. Itu sangat luar biasa. Kami mengharapkan dengan pengembangan itu menambah jumlah wisatawan mancanegara secara signifikan," ujarnya.
Kementerian Pariwisata mencatat ketimpangan jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur dibandingkan dengan Angkor Wat (Kamboja). Data kunjungan wisatawan mancanegara pada 2016 menunjukkan perbedaan kunjungan lebih dari 2 juta wisatawan.  Candi Borobudur dikunjungi sebanyak 254.082 wisatawan sementara Angkor Wat dikunjungi 2.350.000 wisatawan.