Probolinggo - Sedang heboh fenomena hujan salju di Gunung Bromo. Berikut penjelasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Terkait isu hujan saju yang terjadi disekitar Gunung Bromo, di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, pada awal musim kemarau tahun ini, ternyata itu bukan hujan salju melainkan frost (embun beku) yang di sebabkan suhu yang terlalu dingin. Hal ini diungkapkan Fariana Prabandari, Kabid wilayah 1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Selasa (25/7/2017).
Fariana menjelaskan, memang terjadinya frost itu setiap awal dimusim kemarau tiba. Dan itu tidak hanya terjadi di lautan pasir atau caldera Bromo saja, melainkan juga terjadi di perhutanan di sekitar Bromo, seperti di pepohonan.
"frost itu memang menempel di pasir dan di pepohonan. Frost itu, bisa menyerang tanaman seperti sayuran milik warga. Ada tanaman dan pohon bisa bertahan akibat frose, ada juga yang tidak bisa bertahan, seperti sayuran dan pohon yang daunnya lebar, itu tidak bisa bertahan terhadap frost. Yang bisa bertahan adalah pohon cemara dan pohon yang memiliki daun jarum dan daun kecil," jelas Fariana.
Terkait isu hujan saju yang terjadi disekitar Gunung Bromo, di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, pada awal musim kemarau tahun ini, ternyata itu bukan hujan salju melainkan frost (embun beku) yang di sebabkan suhu yang terlalu dingin. Hal ini diungkapkan Fariana Prabandari, Kabid wilayah 1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Selasa (25/7/2017).
Fariana menjelaskan, memang terjadinya frost itu setiap awal dimusim kemarau tiba. Dan itu tidak hanya terjadi di lautan pasir atau caldera Bromo saja, melainkan juga terjadi di perhutanan di sekitar Bromo, seperti di pepohonan.
"frost itu memang menempel di pasir dan di pepohonan. Frost itu, bisa menyerang tanaman seperti sayuran milik warga. Ada tanaman dan pohon bisa bertahan akibat frose, ada juga yang tidak bisa bertahan, seperti sayuran dan pohon yang daunnya lebar, itu tidak bisa bertahan terhadap frost. Yang bisa bertahan adalah pohon cemara dan pohon yang memiliki daun jarum dan daun kecil," jelas Fariana.
Frost, lanjut Fariana memang sangat unik dan indah jika dilihat, bahkan ketika frose itu uncul, memang memikat wistawan di bromo, karena mirip atau menyerupai salju. Frost bisa muncul ketika suhu mencapai sekitar minus 10 derajat Celcius ke atas.
"Dengan suhu minus 10 derajat ke atas bisa menimbulkan frost. Dan itu akan terjadi di daerah ketinggian yang mencapai 2.000 mdpl dari permukaan laut. Jadi frost itu, menyebar tergantung dari suhunya. Di Bromo suhunya sangat dingin, jadi wajar jika di lautan pasir itu muncul fenomena frost yang munculnya tidak bisa diprediksi,"tambahnya.
Sementara menurut warga di sekitar Gunung Bromo, Supiya, ia mengaku memang sering kali terjadinya fenomena yang mirip dengan salju, tapi itu bukan salju. Supiya membenarkan juga, jika kemunculan yang disebut salju itu ketika awal musim kemarau tiba, karena suhunya di Bromo sangat dingin sekali.
"Memang banyak yang penasaran dan melihat fenomena itu di lautan pasir, wisatawan yang berkunjung menikmati dinginnya Bromo dan melihat fenomena tahunan yang mirip salju itu. Dan itu jika menempel ke tanaman bisa mati, karena tanaman disini banyak yang tak tahan suhu dingin," ujar Supiya, kepada wartawan.
"Dengan suhu minus 10 derajat ke atas bisa menimbulkan frost. Dan itu akan terjadi di daerah ketinggian yang mencapai 2.000 mdpl dari permukaan laut. Jadi frost itu, menyebar tergantung dari suhunya. Di Bromo suhunya sangat dingin, jadi wajar jika di lautan pasir itu muncul fenomena frost yang munculnya tidak bisa diprediksi,"tambahnya.
Sementara menurut warga di sekitar Gunung Bromo, Supiya, ia mengaku memang sering kali terjadinya fenomena yang mirip dengan salju, tapi itu bukan salju. Supiya membenarkan juga, jika kemunculan yang disebut salju itu ketika awal musim kemarau tiba, karena suhunya di Bromo sangat dingin sekali.
"Memang banyak yang penasaran dan melihat fenomena itu di lautan pasir, wisatawan yang berkunjung menikmati dinginnya Bromo dan melihat fenomena tahunan yang mirip salju itu. Dan itu jika menempel ke tanaman bisa mati, karena tanaman disini banyak yang tak tahan suhu dingin," ujar Supiya, kepada wartawan.
( FAZ/ www.garasigaming.com )